Back To News - Apple dan Amazon masuk di antara delapan perusahaan teknologi yang diadukan oleh Noyb, sebuah organisasi nirlaba asal Austria. Inti dari pengaduan yang diajukan karena perusahaan-perusahaan ini dianggap telah gagal mematuhi Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) Uni Eropa.
"Tidak ada layanan yang sepenuhnya dipenuhi," kata Noyb dalam pernyataan singkatnya, dikutip dari Times Now, Selasa (22/1).
GDPR diberlakukan pada bulan Mei lalu, memberi hak pengguna untuk mengakses data dan informasi mereka tentang sumber dan penerima data. Platform jejaring sosial harus mendapat persetujuan pengguna di Eropa setiap kali mereka ingin menggunakan data mereka, termasuk untuk iklan.
GDPR memperkirakan denda hingga 4 persen dari pendapatan global untuk perusahaan yang melanggar aturan tersebut. Menanggapi keluhan tersebut, Amazon mengatakan telah memperkenalkan halaman "Bantuan Privasi" baru yang menunjukkan kepada pengguna bagaimana mereka mengelola informasi mereka di seluruh platformnya.
"Kami mematuhi setiap permintaan dari subjek data untuk memberikan akses ke data pribadi yang sedang diproses oleh Amazon," kata Amazon.
Selain Apple dan Amazon, aksi yang diinisiasi oleh seorang aktivis privasi data, Max Schrems menyebut YouTube, Netflix, Spotify sebagai perusahaan besar lainnya yang juga termasuk dalam daftar aduan organisasinya.
"Kami berkomitmen untuk mematuhi semua hukum dan peraturan nasional dan internasional yang relevan, termasuk GDPR, yang menurut kami, kami sudah sepenuhnya patuh," kata Spotify.
Schrems adalah seorang yang dikenal konsen pada privasi data, ia mengambil tindakan hukum pertamanya terhadap Facebook kala masih menjadi mahasiswa pada tahun 2011 lalu. Pada tahun lalu, Schrems juga melaporkan Google, Facebook, Instagram, dan WhatsApp, dengan alasan mereka bertindak secara ilegal dengan memaksa pengguna untuk menerima persyaratan yang mengganggu.
Sumber : Akurat.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar