Jumat, 26 Juli 2019

Investor Pikir Ulang Berinvestasi Karena Permukaan Tanah Di Kota Semarang Ambles

Back To News - Penurunan permukaan tanah imbas perubahan iklim global menjadi ancaman serius bagi warga kawasan pesisir, salah satunya adalah Kota Semarang. Data yang dirilis Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), beberapa kawasan pesisir akan naik 25 hingga 50 cm pada tahun 2050 dan 2100.
Sementara itu, Pakar tata kota asal Universitas Dianuswantoro, Bambang Setyoko mengatakan beberapa kawasan di sepanjang pantai utara Kota Semarang memang mengalami land settlement atau ambles. 

Menurutnya, penyebab amblesnya beberapa kawasan di Kota Semarang itu antara lain karena menjamurnya bangunan-bangunan, seperti hotel, mall, shoping center dan lain-lain.

"Penyebab lainnya adalah pengambilan air tanah yang tidak terkendali. Hal itu menyebabkan air yang ada di dalam tanah kosong," kata Bambang kepada Akurat.co, Jumat (26/7).

Penurunan tanah di Semarang hampir setiap tahun terjadi, di antaranya di wilayah Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Bandarharjo, Johar, Kemijen dan Boom Lama. Daerah-daerah tersebut dulunya merupakan roda perekonomian yang ada di Kota Semarang. Namun, keadaan tanah yang tidak stabil membuat banyak investor pikir ulang untuk berinvestasi di kawasan tersebut dan memilih investasi di kawasan Kendal, Mranggen, Mijen dan juga Gunung Pati. 

"Kan bisa dilihat banya PT besar seperti PT Kubata pindah di daerah Mijen. Hal itu disebabkan kawasan Semarang sudah tidak layak untuk dijadikan tempat berbisnis," ujar Bambang. 

Sampai saat ini, Bambang belum bisa mengukur berepa dalam tanah yang mengalami land settlement setiap tahunnya. Hal itu disebabkan perbedaan struktur tanah yang ada di masing-masing kawasan.

"Yang pasti setiap tahunnya tanah di tempat-tempat tadi ada yang ambles," ujar Bambang.



Sumber : Akurat.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar